Minggu, 15 November 2020

Ibu Bekerja vs Ibu Rumah Tangga

Sekali-kali aku ingin berbagi pengalaman sesuatu hal yang agak sensitif. Sering menjadi perdebatan, mana yang lebih baik menjadi seorang ibu bekerja atau ibu rumah tangga. Maaf, jawabannya tidak bisa hitam putih, ini baik dan itu buruk, namun yang kita mau petik disini adalah hikmahnya

Sebagai seorang ibu, aku pernah mengalami menjadi keduanya, 22 tahun aku menjadi ibu bekerja dan 4 tahun menjadi ibu rumah tangga. Menjadi ibu bekerja karena sudah ada kesepakatan dengan suami, sebelum aku menikah. Menjadi ibu rumah tangga merupakan keputusan aku sendiri, yang amat sangat didukung suami.

Pembahasan ini ringan-ringan saja berdasarkan pengalaman hidup bukan kajian ilmiah. Jadi bebas saja kalau ada yang tidak setuju, tentunya berdasarkan pengalaman sendiri juga.

Ibu rumah tangga adalah suatu tugas yang sangat mulia karena keluarga sangat membutuhkan dukungan dan peranan ibu 1000% dalam perjalanannya. Ibu rumah tangga amat sangat bisa mendedikasikan pikiran dan tenaganya untuk mengurus rumah tangga.

Sedang ibu bekerja, harus siap terbagi konsentrasinya antara rumah tangga dan pekerjaan. Ibu bekerja harus cerdas berstategi mengatur agar rumah tangga berjalan mulus dan karir juga tidak terabaikan.

Tugas sebagai ibu/istri saja merupakan tugas yang penuh tantangan. Kita harus perhatian penuh pada keluarga, agar visi dan misi keluarga yang dicita-citakan tercapai. 

Ibu Rumah Tangga :
Pro :
- Pelayanan maksimal kepada suami dan anak
- Perhatian penuh pada perkembangan anak
- Pendidik anak yang lebih fokus
- Pengendali utama rumah tangga
Kontra :
- Ilmu dari pendidikan dan bakat yang dimiliki tidak maksimal dimanfaatkan
- Sumber penghasilan dari suami saja

Ibu Bekerja :
Pro :
- Menyalurkan ilmu dan bakat yang dimiliki dan aktualisasi diri
- Menambah penghasilan keluarga
Kontra :
- Pembagian waktu yang adil antara keluarga dan karir. Pelayanan pada keluarga bisa tidak maksimal
- Perlu bantuan pihak lain untuk mengurus rumah tangga, mengasuh anak

Pilihan manapun yang kita pilih, kita sudah tau konsekuensinya. Jadi perlu mengatur strategi agar segala kendala dapat diminimalisir.

Seperti saat aku menjadi ibu bekerja, aku membuat banyak kesepakatan dan rambu-rambu dengan suami, agar kehidupan berumah tangga tetap lancar. Aku juga mencari asisten dan pengasuh anak yang cocok. Aku akui semua yang kulalui itu bukan hal yang mudah.

Saat ini aku menjadi ibu rumah tangga, walaupun pekerjaannya tiada henti, aku juga tetap rajin membaca, mendengar, mencari pengetahuan yang dapat diterapkan dalam menjalankan rumah tangga. 

Nah, ini pendapat pribadi ya, aku lebih memilih yang mana? Aku rasanya jauh lebih menyukai dan menikmati menjadi ibu rumah tangga. Senyuman dan pelukan dari suami dan anak setiap saat, rasanya jauh lebih berharga dibanding dengan imbalan yang aku terima dari bekerja. 
Mungkin juga aku merasa seperti ini karena aku pernah mengalami sebagai ibu bekerja.

Namun ini bukan pilihan kalau tidak ibu berkerja, ya ibu rumah tangga. Banyak kok, pilihan tengah yang bisa mengakomodir kontra-kontra yang disebutkan diatas. Ada pilihan, ibu bekerja tapi bekerja dari rumah atau paruh waktu atau berjualan dari rumah dll. Keluarga penuh cinta bisa tercapai dengan apapun pekerjaan si ibu.


Tidak ada komentar: